Pesan moral

“Maafin aku yang terlalu sensi karena parnah menjadi honorer”

400 Juta

Siapa sih yang gak seneng menghadapi libur?, aku lah orang paling senang di planet bumi ketika bertemu momen libur tahun ajaran pendidikan, secara aku juga pernah berkecimpung di dunia pendidikan, terlebih menjadi tenaga pengajar, walau berstatus honorer.

Tapi itu dulu, beberapa abad silam, tahun maksudnya. 30 hari tepatnya, seneng buanget libur bonusan, secara tidak berdampak pada gaji bulanan yang biasa aku terima 400 juta, eh maaf halu, 400 rebon maksudnya.

Jujur seneng banget ada libur tahun ajaran pendidikan, kala itu, aku bersamaan dengan masa lanjut kuliah, sehingga bisa fokus pada dunia perkuliahan.


Boro-boro

Rekreasi, piknik, jelong-jelong?, aduh maaf, puntene miwon, aku terlalu sadar diri, siapalah diri ini, hanya tenaga honorer, kalau toh ada pesangon bonus liburan, besarnya tidak lebih dari separuh gaji bulanan.

Boro-boro terlintas menikmati liburan, rekreasi atau sejenisnya, malah virus bete jenuh boring selalu menghinggapi. Beruntungnya, bisa mengalihkan liburan tahun ajaran untuk menuntaskan dunia permahasiswaan.

Ya gitu deh

Masih kala itu, nyawang rumput tetanga yang berstatus PNS, liburan bisa mengisi dengan menikmati karunia ilahi, pemandangan alam ria. Aku yang honorer mah, ya gitu deh, bisa ditaker berapa sih penghasilan dalam sebulan.

Duaarrr, Gubrakk !

Seiring waktu, berubah momen, sekarang justru merasa malu ketika ibur bae liburan. Secara pernah mengalami pedihnya bernasib honorer, meski tak ada yang protes atau nyinyiran secara langsung dari para honorer, setidaknya batin auto merasakan pedihnya atas waktu berlalu, miris, nggreges ning ati.

Disisi kemanusiawian seneng banget dong liburan, bisa ngopeni ayam, bersih-bersih kandang ayam, disisi lain auto merasa malu pada rekan-rekan honorer.

Beda waktu

Iyah sih, lain dulu lain sekarang, sekelumit kisah berlalu tentu tak kan pernah sama, banyak juga honorer justru penghasilan akhirnya melebihi PNS, bisnis kemana-mana, sitejob banyak, terlebih mereka memiliki keterampilan khusus, sehingga bisa terfokus pada kerjaan lain disaat momen liburan berlangsung. Aku pun berharap hal itu bagi rekan-rekan honorer.

simak juga : cerita indah honorer

tengok : honorer, seringkali penyelamat