Kesimpulan

  1. Sabar
  2. Teliti
  3. Cek Ulang
  4. Jangan terburu-buru
  5. Fokus
  6. Jangan anggap remeh hal sepele
Hal tersebut berlaku dalam banyak aspek kehidupan, terlebih urusan berkas akan terhubung menjadi data, seringkali nasib seseorang dapat terganjal oleh data remeh yang tidak valid.

Beberapa Kasus

1. Cek Ulang Berkas Yang Diupload

User mengupload dokumen ijasah namun tidak mengecek dokumenyang diupload, sehingga tidak terbaca oleh sistem. Entah beralasan apa, yang jelas tidak ada dokumen ijasah yang bisa ditampilkan.

Beberapa kemungkinan file tidak sesuai, ukuran file melebihi batas maksimal yang telah ditentukan.


  • Untuk mengatasi hal demikian memang mudah banget, semudah ngetik ailafyu pada ayang, namun bisa merusak fokus dan konsentrasi, harus hubungi ketua tim, konfirmasi kepada user malalui pihak berwenang,
  • Menunggu balasan konfirmasi, hingga perbaikan berkas untuk diupload ulang.
  • Belum lagi jika user mengirim berkas dalam format file bukan PDF,
  • atau file telah PDF namun ukuran file melebihi batas maksimal yang telah ditentukan, harus melakukanh kompres file menggunakan aplikasi pihak ketiga, dan seterusnya,
  • dapat menghambat orang lain yang dalam antrian berkas untuk diverifikasi

2. Jangan Ngeyel

dalam juknis user diberikan juknis penulisan Daftar Riwayat Hidup (DRH) aga beberapa yang diharuskan menggunakan tulis tangan pada item tertentu seperti Nama Lengkap, Tempat Tanggal Lahir, Tanggal Lahir, Nama kota dalam titimangsa berkas. nyatanya, masih banyak yang menggunakan ketikan komputer, sehingga dilakukan penolakan.

penulisan tangan itu salah satu metode verifikasi berkas digital, itu penting bagi kami tim verifikator, meski terlihat remeh temeh namun termasuk dalam item penentu nasib sebuha validitas dokumen.

gambar tidak dapat ditampilkan karena alasan tertentu

3. Jangan bergantung pada orang lain

Kasus halama utama DRH tidak ada

  • Padahlan hanya pengisian DRH (Daftar Riwayat Hidup), konon untuk level Sarjana bukanlah hal sulit, terlebih telah disediakan format templet nya, tinggal isi saja, tak ada yang sudah.
  • faktanya, ada beberapa user yang halaman utama dari DRH justru tidak ada. Tidak pentingkah?, bukan prioritas kah? atau entahlah. 
  • Hal remeh temeh seperti ini menghambat antrian pekerjaan, merugikan bagi pegawai lain. Percayakan saja pada kemampuan diri sendiri, tidak perlu bergantung pada oranglian dalam pengisian DRH, ini menyangkit nasib sendiri.
  • Seringkali dijumpai dilapangan, pengisian DRH mengandalkan pengerjaan oleh oranglain, sehingga ketika ada perbaikan kebingungan sendiri, harus mencari orang yang dulu mengerjakannya.