Episode 6 - Dibalik kode etik ada kamu : Jejak Patah Hati di Ruang Data

Kang Kebon (25/4/25)

Jejak Patah Hati di Ruang Data

Ternyata Viana

Hembusan angin malam menerpa dedaunan di luar jendela, membawa serta sisa-sisa kesunyian yang kian akrab dengan Ikmal. Di balik gemerlap layar komputernya, angka dan baris data pegawai tampak lebih menarik daripada kilau mata Viana yang dulu pernah membuatnya terpukau. Waktu, sang penyembuh sekaligus pengungkap kebenaran, telah menyingkap tabir perasaannya. Ternyata, di hati Viana, ia hanyalah sebatas garis persahabatan yang tak mungkin ditebalkan menjadi babak romansa.

Sampah daur ulang

Patah hati oleh Viana adalah luka kesekian yang menghiasi perjalanan asmara Ikmal. Masa lalunya adalah serangkaian kekecewaan dari para wanita yang pernah singgah, meninggalkan jejak lara yang membekas. Kini, hatinya membangun tembok apatis yang tinggi dan kokoh. Asmara baginya tak lebih dari sampah daur ulang, sesuatu yang sudah kehilangan nilai intrinsiknya, dipilah-pilah hanya untuk diolah kembali menjadi bentuk yang berbeda, namun tetap saja, sampah. Ia memilih tenggelam dalam lautan pekerjaan, mengabaikan bisikan cinta yang dulu pernah begitu memikat.

Folder sampah

Di sudut ruangan lain, Takim juga larut dalam kesibukan mengelola data layanan teknis. Nasibnya tak jauh berbeda dengan Ikmal. Puluhan kali cintanya bertepuk sebelah tangan, ditolak oleh wanita-wanita yang pernah mengisi relung hatinya. Namun, berbeda dengan Ikmal yang membangun benteng pertahanan, Takim justru mengembangkan filosofi yang unik tentang cinta. Baginya, cinta tak ubahnya file atau dokumen dalam kumpulan folder sampah di komputernya. Sewaktu-waktu bisa dipulihkan (recovery) jika ada keinginan, atau bahkan dihapus permanen tanpa meninggalkan jejak. Ia tidak larut dalam keputusasaan, melainkan memilih untuk melihat penolakan sebagai bagian dari siklus, sesuatu yang bisa diatasi atau diabaikan sesuai kehendak.

Membangun jarak

Meski memiliki pandangan yang serupa tentang rapuhnya asmara, keduanya memiliki cara yang berbeda dalam menghadapinya. Ikmal memilih menarik diri, membangun jarak dengan kaum Hawa, sementara Takim tetap terbuka, namun dengan hati yang lebih hati-hati, siap untuk menghapus atau memulihkan "file cinta" sesuai kebutuhan.

Ketelitian dan keahlian

Takdir, dengan ironinya, menempatkan Ikmal dan Takim dalam satu instansi, berkutat dengan angka dan sistem informasi. Mereka adalah dua jiwa yang terluka oleh cinta, kini menemukan pelipur lara dalam rutinitas pekerjaan. Ikmal, dengan ketelitiannya, menjadi andalan dalam pengelolaan data pegawai yang rumit. Takim, dengan keahlian teknisnya, menjadi garda terdepan dalam mengatasi berbagai kendala sistem dan perangkat.

Solidarritas tak terertulis

Di ruang kantor yang dipenuhi suara ketikan dan deru pendingin udara, mereka menemukan kenyamanan dalam kesamaan nasib, meskipun tak pernah diucapkan secara gamblang. Ada pemahaman diam-diam di antara mereka, sebuah solidaritas tak tertulis dari dua pria yang memilih fokus pada karier setelah dikecewakan oleh urusan hati.

Luka masa lalu

Sesekali, dalam obrolan singkat di pantry atau saat berpapasan di lorong kantor, terselip keluhan ringan tentang rumitnya sistem atau tekanan pekerjaan. Namun, bahasan tentang asmara nyaris tak pernah muncul. Luka masa lalu masih terasa perih untuk diungkit, dan fokus mereka kini tertuju sepenuhnya pada tanggung jawab profesional.

Pelarian

Ikmal menemukan ketenangan dalam barisan angka yang terstruktur, dalam logika sistem yang pasti. Pekerjaan baginya adalah pelarian yang aman, tempat di mana emosi bisa diredam dan fokus bisa sepenuhnya diarahkan. Setiap baris data yang berhasil diolah, setiap laporan yang tersusun rapi, memberikan kepuasan yang tak pernah ia rasakan dalam urusan cinta.

Menikmati tantangan

Takim, di sisi lain, menikmati tantangan dalam memecahkan masalah teknis. Setiap kode yang berhasil ia perbaiki, setiap sistem yang kembali berfungsi normal, memberikan rasa pencapaian yang memberinya semangat. Baginya, pekerjaan adalah arena di mana ia bisa membuktikan kemampuannya, tempat di mana penolakan tidak memiliki arti.

Iklam tenggelam, Takim mahir

Waktu terus bergulir. Musim berganti. Ikmal semakin tenggelam dalam rutinitas pengelolaan data, membangun reputasi sebagai sosok yang teliti dan dapat diandalkan. Takim semakin mahir dalam menangani berbagai masalah teknis, menjadi tempat bertanya bagi rekan-rekan kerja yang mengalami kesulitan.

Dengan caranya masing-masing

Di balik profesionalisme mereka, tersimpan cerita tentang hati yang pernah terluka. Namun, alih-alih meratapi nasib, mereka memilih jalur yang berbeda. Ikmal membangun benteng, Takim menciptakan mekanisme pemulihan. Keduanya, dengan caranya masing-masing, menemukan stabilitas dan tujuan dalam dunia kerja, sebuah ruang di mana logika dan kepastian lebih dihargai daripada gejolak dan ketidakpastian asmara.

Ikmal dan Takim menemukan kedamaian

Mungkin suatu hari nanti, tembok apatis Ikmal akan runtuh, atau Takim akan menemukan "file cinta" yang layak untuk dipulihkan secara permanen. Namun, untuk saat ini, di tengah hiruk pikuk pekerjaan dan dinginnya layar komputer, Ikmal dan Takim menemukan kedamaian dalam fokus mereka, dua pria yang bernasib sama dalam urusan cinta, kini bersatu dalam dedikasi terhadap profesi mereka. Data dan layanan teknis menjadi saksi bisu, tempat di mana jejak patah hati perlahan memudar, digantikan oleh jejak kinerja yang gemilang.




Sebelumnya


Post a Comment